Kembalinya Politik Sayap Kiri di Eropa

Rabu, 17 Juli 2024 16:21 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Sayap Kiri
Iklan

Politik di benua Eropa memulai masa baru. Kondisi geopolitik tidak menentu menyusul perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan hingga permasalahan migran yang tidak kunjung usai. Ini membuat terjadinya pergeseran ideologi politik di beberapa negara Eropa.

Politik di benua Eropa memulai masa baru. Dengan kondisi geopolitik yang tidak menentu dengan perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan hingga permasalahan migran yang tidak kunjung usai membuat pergeseran ideologi politik di beberapa negara Eropa.

Ini terlihat dari hasil dua pemilu di dua negara besar di Eropa yaitu Prancis dan Inggris dimana membawa partai/koalisi sayap kiri masing-masing negara Partai Buruh/ Labour Party (Inggris) dan New Popular Front.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Itu sangat berbeda dengan kondisi negara-negara Eropa beberapa tahun terakhir yang justru dikuasai oleh politik sayap kanan konservatif yang dianggap sangat membenci kaum imigran sehingga sering memunculkan isu diskriminasi antar ras.

Keberhasilan memenangkan dua pemilu di Inggris dan Prancis tidak serta merta ini merupakan bangkitnya kembali politik sayap kiri di Eropa. Dikutip dari CNBC, Dan Stevens, seorang Profesor Politik di Universitas Exeter berpendapat “Ada sentiman anti-petahana yang muncul kembali di Eropa (tidak peduli siapapun petahana-nya), Hanya ada ketidakpuasan secara umum dan keinginan adanya perubahan (di pemerintahan).”

Meski bukan merupakan hasil dari ideologi yang diterima oleh rakyat, Nyatanya politik sayap kiri di Eropa pernah ada memiliki masa kejayaannya dengan dianut oleh banyak negara dan didukung oleh sebagian besar populasi di Benua Biru terutama pada abad ke-19.

Politik sayap kiri di Eropa pada abad ke-19 dikenal dengan berbagai ideologi seperti sosialisme, komunisme, dan sosial demokrasi, gerakan ini telah membentuk wajah politik banyak negara di Eropa.

 

Awal Mula Gerakan Politik Sayap Kiri

Gerakan politik sayap kiri mulai muncul sebagai reaksi terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh Revolusi Industri pada abad ke-19. Pemikir-pemikir seperti Karl Marx dan Friedrich Engels memainkan peran sentral dalam merumuskan teori-teori sosialisme ilmiah dan komunisme, yang menekankan pada redistribusi kekayaan, kelas pekerja sebagai motor perubahan sosial, serta penghapusan kepemilikan pribadi atas alat produksi.

Puncak Politik Sayap Kiri di Eropa

Logo Partai-partai politik berhaluan Sosial Demokrat di Eropa (Medium/Erik Engheim)

Politik sayap kiri di Eropa mencapai puncaknya pada abad ke-20, memainkan peran kunci dalam transformasi sosial dan politik di banyak negara. Dikenal dengan berbagai ideologi seperti sosialisme, komunisme, dan sosial demokrasi, gerakan ini memiliki pengaruh yang mendalam dalam pembentukan kebijakan dan identitas politik di benua tersebut.

Setidaknya ada tiga periode  puncak politik sayap kiri di Eropa yaitu:

  1. Revolusi Rusia dan Pengaruh Uni Soviet: Puncak awal politik sayap kiri dapat dilihat dalam Revolusi Rusia tahun 1917, yang menghasilkan berdirinya Uni Soviet. Model sosialisme yang dipraktikkan di Uni Soviet menjadi sumber inspirasi bagi gerakan sayap kiri di Eropa Timur dan juga memengaruhi gerakan-gerakan komunis di seluruh dunia.
  2. Sosial Demokrasi di Eropa Barat: Di Eropa Barat, terutama setelah Perang Dunia II, sosial demokrasi mencapai kejayaannya. Partai-partai seperti Partai Buruh di Britania Raya, Partai Sosial Demokrat di Jerman, dan Partai Sosial Demokrat di Swedia meraih keberhasilan dalam mewujudkan kebijakan kesejahteraan sosial, termasuk sistem perawatan kesehatan universal dan jaminan sosial yang luas.
  3. Model Nordik: Negara-negara Skandinavia, seperti Swedia, Norwegia, dan Denmark, menjadi contoh dari "model Nordik" yang menggabungkan ekonomi pasar dengan kesejahteraan sosial yang tinggi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip sosial demokrasi dapat menghasilkan tingkat kesetaraan yang tinggi dan kesejahteraan yang mapan. Model Nordik ini masih dianut negara-negara Nordik hingga sekarang.

 

Menurunnya pengaruh Politik Sayap Kiri

Krisi Ekonomi yang terjadi pada negara-negara Komunis di Eropa Timur yang menimbulkan berbagai gejolak di negara berhaluan kiri seperti Jerman Timur, Romania, Ceko, dll. Membuat pamor paham kiri semakin turun hingga mencapai titik terendah pada saat negara adikuasa Uni Soviet Bubar.

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat pengaruh politik sayap kiri mengalami penurunan di banyak negara Eropa. Ditambah Partai-partai sayap kiri harus menyesuaikan diri dengan perubahan globalisasi dan integrasi Eropa, serta menghadapi tantangan dari populisme sayap kanan yang muncul pada awal abad ke-21 membuat partai ini sangat sulit menjuarai pemilu di berbagai negara Eropa kecuali di negara-negara Skandinavia.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

80 Pengikut

img-content

Strategi Pertumbuhan Konglomerat

Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
img-content

Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking

Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler